Novi Rizki Aulia
Jumat, 10 Juli 2015
Tugas Komputer Membuat PPT yang baik (Penyakit Gagal Ginjal)
http://www.4shared.com/file/QRF0WXXgce/22_NOVI_RIZKI_AULIA.html
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH)
LAPORAN KUNJUNGAN
RUMAH PEMOTONGAN HEWAN (RPH)

OLEH :
NOVI RIZKI AULIA
PO 7131114 022
DIV GIZI IA
KEMEMTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN GIZI
2014/2015
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan
ilmu dan teknologi yang pesat, perlu ditunjang peningkatan sumber daya manusia
yang berkualitas. Pangan dan gizi merupakan salah satu unsur yang penting
dan strategis, implikasinya adalah penyediaan, distribusi dan konsumsi pangan,
dengan jumlah, keamanan dan mutu gizi yang memadai, harus benar – benar
terjamin.
Pangan
dan gizi merupakan unsur yang sangat penting dalam menghasilkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang berkualitas, karena pangan selain mempunyai arti biologis
juga mempunyai arti ekonomis.Implikasinya adalah penyediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan dengan jumlah, keamanan, dan mutu gizi yang memadai harus
benar-benar terjamin, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh lapisan
masyarakat sesuai dengan pola makan dan terpenuhinya kondisi hidup yang sehat.
Tersedianya
produk pangan yang aman harus ditunjang oleh bahan baku yang berkualitas.
Salah satu mata kuliah dalam kurikulum Jurusan Gizi Poltekkes yang berkaitan
dengan hal tersebut adalah Mata Kuliah Ilmu Pangan Dasar yang mempelajari
tentang pengetahuan berbagai bahan makanan sebagai bahan baku dalam produksi
pangan.Mahasiswa Politeknik Kemenkes Mataram Jurusan Gizi, sebagai calon Ahli
Gizi, berkepentingan untuk mempelajari kualitas bahan pangan.Bahan pangan dan
gizi sangat erat kaitannya, dalam hal ini kebutuhan zat gizi seseorang
dipengaruhi oleh makanan yang dimakan, tersedinya bahan pangan yang berkualitas
sehingga menghasilkan olahan makanan yang berkualitas pula.
Dengan
demikian untuk mengetahui kualitas dari suatu bahan pangan diperlukannya
kegiatan kunjungan langsung ketempat pemotongan hiewan yaitu, bertempat di
Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Majeluk.Sehingga diperoleh beberapa
informasi yang jelas dari proses penanganan sapi dari sebelum disembelih hinggapemasarannya.
1.2 Tujuan Kunjungan
Adapun tujuan dilakukannya kunjungan ini
adalah :
a.
Tujuan Umum
Untuk
mengetahui tata cara penanganan hewan, proses, serta kualitas dari suatu bahan
pangan yang dihasilkan dari suatu institusi.
b.
Tujuan Khusus
1. Untuk
mengetahui gambaran umum seperti sejarah, pengelolaan, ketenagaan dan lainnya
di Rumah Pemotongan Hewan (RPH).
2. Untuk
mengetahui tata cara penanganan hewan sebelum dan setelah disembelih di lokasi
pemotongan
3. Untuk
mengetahui cara penentuan mutu bahan pangan di lokasi pemotongan.
4. Untuk
mengetahui sifat fisik, kimia dan organoleptik bahan pangan dilokasi
pemotongan
5. Untuk
mengetahui tanda-tanda kerusakan yang terdapat pada bahan pangan dilokasi
kunjungan.
1.3 Waktu dan Tempat
Adapun waktu dan tempat dilaksanakan kunjungan
adalah :
Hari/tanggal :
Rabu, 03 Desember 2014
Tempat :
Rumah Potong Hewan (RPH) Majeluk
Waktu :
04.00 – 06.00 WITA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) Majeluk
a.
Sejarah
Untuk sejarah dari Rumah Potong
Hewan (RPH) Majeluk ini tidak memiliki data tertulis tentang sejarah berdirinya
baik itu pembangunan, peresmian dan dimulai pemanfaatannya, namun sejarah yang
berkembang sekarang hanya berdasarkan cerita dari mulut ke mulut saja dimana
Rumah Potong Hewan (RPH) Majeluk menurut para penjagal telah
berumur sekitar 47 tahun atau berdiri sejak pada tahun 1967. Rumah potong
hewan ini didirikan oleh Dinas Pertanian Kelautan dan Perikanan. Disini
sumber air yang digunakan untuk proses penyiraman dan perontokan menggunakan
air sumur bor, PAM, dan drainase. RPH ini memiliki Luas tanah sekitar 40
are, dengan fasilitas 3 kamar mandi, 1 mushola, dan 1 kantor juga terdapat
kandang peristirahatan,gudang,ruang pembantaian dan juga ruang pelayuan (akan
tetapi tidak difungsikan). RPH ini buka setiap hari dari pukul 04.00 sampai
dengan 07.00 WITA.Di RPH ini semua orang bisa membeli tanpa batas. RPH
ini termasuk dalam grade 1 se-NTB.
b.
Lokasi
Rumah Potong Hewan Negeri Mataram tersebut beralamat di jalan
transmigrasi nomor 17 Majeluk-Mataram.
c.
Struktur Organisai
Kepala : Timan, S.Sos.
Paramedis : Widya Febriyanti, S.KH.
Kebersihan : Rudi dan Rasyid
d. Keadaan
Lokasi
RPH Majeluk Kota Mataram masih belum cukup baik
sebab RPH ini kebersihan terlihat masih kurang dimana lantai-lantainya terlihat
banyak kotoran dimana kebersihan dari suatu RPH harus tetap terjaga agar daging
sapi tidak terkontaminasi oleh bakteri dari kotoran-kotoran tersebut.
e. Karyawan
Banyaknya karyawan
yang bekerja di Rumah Potong Hewan Majelukadalah 18 orang.Akan tetapi yang aktif bekerja setiap
harinya yaitu 11 orang karyawan.
2.2
Cara Penanganan Hewan
a.
Sebelum Disembelih
Sapi yang akan di sembelih didatangkan dari luar kota seperti
Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat, dan Sumbawa. Sapi yang dominan yaitu
dari pulau Lombok sendiri. Apabila sapi yang akan disembelih itu kurang, maka
baru didatangkan dari Sumbawa.
Syarat ternak yang akan dipotong adalah kondisi ternak harus dalam
keadaan sehat dan segar, untuk itu setelah ternak tiba dirumah potong perlu
diistirahatkan selama 12 jam terlebih dahulu sampai kondisi ternak kembali
segar. Untuk sapi boleh dipotong dengan syarat :
·
Sehat.
·
Jantan.
·
Boleh betina tetapi yang sudah tua atau betina
yang tidak dapat berproduksi menghasilkan individu baru.
Pada saat ternak beristirahat pemeriksaan antemortem (sebelum
ternak disembelih) sudah mulai dijalankan. Pemeriksaan antemortem ini sangat
penting dilakukan karena merupakan salah satu proses pencegahan penyakit terhadap
konsumen. Dalam hal ini pemeriksaan harus memiliki pengetahuan mengenai
kesehatan masyarakat dan juga cukup berpengalaman dalam menangani ternak-ternak
yang akan dipotong. Hal lain yang juga penting yaitu perlakuan terhadap ternak
itu sendiri.
b.
Penyembelihan
Setelah sapi istirahat, selanjutnya sapi di masukkan ke kandang
pemotongan untuk dilakukan penyembelihan.Penyembelihan di RPH Majeluk dilakukan
secara tradisional yaitu dengan cara di sembelih langsung dengan pisau yang
tajam. Penyembelihan dengan cara ternak direbahkan secara paksa dengan
menggunakkan tali temali yang diikatkan pada kaki-kaki ternak yang dihubungkan
dengan ring-ring besi yang tertanam pada lantai Rumah Potong Hewan, dengan
menarik tali-tali ini ternak akan rebah. Pada penyembelihan dengan sistem ini diperlukan
waktu kurang lebih 3 menit untuk mengikat dan merobohkan ternak. Pada saat
ternak roboh akan menimbulkan rasa sakit karena ternak masih dalam keadaan
sadar.
Agar darah cepat keluar dan banyak, setelah ternak disembelih,
kedua kaki belakang pada sendi tarsus dikait dengan suatu kaitan dan dikerek ke
atas sehingga bagian leher ada di bawah.
c. Setelah Disembelih
Setelah dikuliti, bagian organ dalam dikeluarkan dan dibawa ke
tempat lain untuk di periksa ada tidaknya cacing hati pada sapi tersebut.
Diambil dari organ – organ seperti jantung, hati,
ginjal, limpa, paru dan getah bening.
Adapun proses pelayuan yang biasanya dilakukan setelah pemotongan
hewan ternak, yang mana pelayuan daging adalah penyimpanan daging selama
beberapa waktu, dengan kondisi serta tujuan tertentu.(Tien R.
Muchtadi,1992). Akan tetapi pada saat kunjungan tidak kami jumpai proses
pelayuan di RPH Majeluk ini walaupun terdapat ruang pelayuan. Hal
tersebut karena konsumen khususnya pedagang bakso lebih memilih daging segar
yang baru dipotong dibandingkan dengan daging yang telah mengalami
pelayuan. Disamping itu juga para konsumen menunggu ditempat pemotongan
sehingga setelah dipotong daging langsung dibawa oleh konsumen untuk di
pasarkan.
Klasifikasi
daging sapi antara lain :
·
Kelas I
: lulur
tulang belakang
·
Kelas
II : daging depan
dan daging iga
·
Kelas
III : tetelan yang
dipotong
Kesepakatan setelah
pemotonganmeliputi :
·
Boleh diedarkan jika sapi sehat, jika ada
tulang yang patah bagian tersebut dibuang.
·
Boleh diedarkan dengan syarat sebelum di
edarkan dilakukan pelayuan dan dimasak atau direbus.
·
Boleh diedarkan selama pengedaran dilakukan
pengawasan.
·
Tidak boleh diedarkan jika mempunyai penyakit
menular.
2.3
Cara Penentuan Mutu Bahan Pangan
Pada
saat pemotongan diusahakan agar darah secepatnya dan sebanyak - banyaknya
keluar serta tidak terlalu banyak meronta, karena hal ini akan ada hubungannya
dengan :
a. Warna daging.
b. Kenaikan temperatur urat
daging.
c. pH urat daging (setelah
ternak mati).
d. Kecepatan daging membusuk.
Agar
darah cepat keluar dan banyak, setelah ternak disembelih, kedua kaki belakang
pada sendi tarsus dikait dengan suatu kaitan dan dikerek ke atas sehingga
bagian leher ada di bawah. Keadaan seperti ini memungkinkan darah yang ada pada
tubuh ternak akan mengalir menuju ke bagian bawah yang akhirnya keluar dari
tubuh.
2.4
Pengulitan dan Pelayuan
a.
Pengulitan
Setelah
tetesan darah tidak mengalir, selanjutnya dilakukan pengulitan.Pengulitan
dilakukan dengan menggunakan pisau yang bentuknya khusus agar pada saat
pengulitan tidak banyak kulit ataupun daging yang rusak.Pengulitan diawali
dengan membuat irisan panjang pada kulit sepanjang garis tengah dada dan bagian
perut.Irisan dilanjutkan sepanjang permukaan dalam kaki, dan kulit dipisahkan mulai
dari ventral ke arah punggung tubuh dan diakhiri dengan pemotongan ekor.
b.
Pelayuan
Pelayuan daging ini bertujuan agar proses pembentukan asam laktat
dapat berlangsung sempurna sehingga terjadi penurunan pH daging yang rendah
sehingga pertumbuhan bakteri akan terhambat, pengeluaran darah akan menjadi
lebih sempurna karena darah merupakan media yang baik bagi pertumbuhan mikroba
juga untuk memeperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimum serta
citarasa yang khas ( Tien R. Muchtadi : 1992).
Tetapi di RPH majeluk tidak di lakukan pelayuan karena daging sapi
yang sudah selesai di potong dan dilakukan pemisahan pada bagian-bagiannya
langsung di ambil oleh para pedagang atau pembeli untuk dijual kembali atupun
diolah menjadi bahan makananan.
2.5
Pemasaran
Sapi yang di datangkan berasal dari
Lombok Timur, Lombok Tengah, Lombok Barat,Lombok Utara,Mataram,dan Sumbawa.Akan
tetapi ternak yang didatangkan tersebut tidak sembarang,khususnya dari
Sumbawa.Melainkan harus di lengkapi dengan adanya dokumen RPH kota Mataram
setiap harinya mempunyai produktivitas
penyembelihan sapi sekitar 16-20 ekor.Kecuali pada hari-hari besar seperti Idul
Fitri,Idul Adha,Maulid Nabi mencapai sekitar 60-100 ekor sapi.Untuk tambahan,
umur ternak juga menjadi salah satu tolak ukur ternak agar memperoleh daging
yang baik.Umur ternak pada betina yaitu 8 tahun dan pada sapi jantan umur 3 tahun.Pemasaran daging dari Rumah Potong
Hewan (RPH) Majeluk adalah Seluruh pasar yang ada di Kota Mataram juga ke
Gerung dan ke Kekeru.
2.6
Pengolahan Limbah
Di Rumah Potong Hewan (RPH) Mataram
ini limbah yang dihasilkan oleh ternak dibagi menjadi dua yaitu :
a. limbah
cair
berupaurine,
isi lambung, darah dan air cuciannya di alirkan ke selokan-selokan kemudian
dibuang ke sawah untuk menjadi pupuk.
b. limbah
padat
berupa
feses dibuat untuk pupuk kompas, ini berarti limbah-limbah tersebut sudah termanfaatkan
dengan baik. Dimana limbah hasil kotoran ternak ini dijadikan pupuk organik
yang dapat dimafaatkan dan berguna oleh masyarakat.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil
pengamatan diatas dapat disimpulkan bahwa :
·
Rumah Potong Hewan (RPH) terletak di Jalan Transmigrasi
No.7 Majeluk,
Kota Mataram
·
Proses pemotongan ternak di Rumah Potong
Hewan (RPH) Majeluk masih menggunakan cara tradisional
·
Di RPH Majeluk tidak dilakukan proses pelayuan.
·
Penanganan hewan antara lain ante mortem,
penyembelihan, penuntasan darah, pengulitan dan pasca mortem.
·
Hewan yang disembelih merupakan hewan yang sehat dan
bebas dari penyakit.
3.2 Saran
Dari
kesimpulan di atas terdapat beberapa saran, yaitu menjaga kebersihan tempat
pemotongan hewan agar menjadi higienis. Lebih baik membeli daging langsung di
tempat pemotongannya, karena daging yang dihasilkan segar, dan tidak busuk,
sehingga layak untuk dikonsumsi.
DAFTAR
PUSTAKA
Aprilandini,
W., 2011, Kunjungan Rumah Pemotongan
Hewan, Ilmu Pangan Dasar, http://widhaaprilandini.blogspot.com/2011/12/kunjungan-rumah-pemotongan-hewan-rph.html?m=1,
diakses tanggal 7 Desember 2014
Kartiningsih,
A., 2013, Laporan Kunjungan RPH Majeluk,
Wordpress, https://ariesta-kartiningsih1995-.wordpress.com/2013/12/12/laporan-kunjungan-rph-majeluk/,
diakses tanggal 7 Desember 2014
Zulia,
D., 2013, Kunjungan Rumah Pemotongan
Hewan Majeluk, Wordpress, http://desyzulia.word-press.com/2013/01/08/kunjungan-rumah-potong-hewan-majeluk/,
diakses tanggal 7 Desember 2014
Langsung
dari Narasumber yaitu Bapak Timan, S.Sos dan Ibu Widya Febriyanti, S.KH
Langganan:
Postingan (Atom)