LAPORAN KIMIA
PANGAN
BILANGAN PEROKSIDA

OLEH :
NOVI RIZKI AULIA
PO7131114022
DIV GIZI IIA
KEMEMTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM
JURUSAN GIZI
2015
BILANGAN
PEROKSIDA
Hari
/ tanggal : Rabu, 27 Mei 2015
I.
JUDUL PRAKTIKUM
Bilangan
peroksida
II.
TUJUAN
Untuk
mengetahui bilangan peroksida dari minyak.
III.
DASAR TEORI
Iodometri
adalah titrasi terhadap iodium (I2) yang terdapat dalam larutan, sedangkan
iodimetri adalah titrasi dengan larutan I2 standar. Potensi reduksi bormalnya
dapat ditunjukkan dengan sistem reaksi reversibel sebagai berikut :
I2
(p) + 2 e- ↔ 2 I¬-
Dan
besarnya = 0,535 volt. Persamaan tersebut menunjukan bahwa larutan jenuh iodium
padat dan reaksi setengah sel, akan terjadi ion iodida dengan zat pengoksidasi
seperti KMnO4 jika konsentrasi ion I- relatif lebih rendah. Pada sebagian besar
titrasi iodometri, apabila dalam larutan terdapat kelebihan ion iodida (I-),
maka terjadi ion tri-iodida dengan persamaan reaksi :
I2(aq)
+ I- ↔ I3-
Hal
ini disebabkan karena iodium larut secara cepat dalam larutan iodida. Dengan
demikian, reaksi setengah sel tersebut diatas lebih baik dituliskan :
I3-
+ 2e- ↔ 3I-
Reaksi
ini dapat dianggap sebagai reaksi reduksi I2 tapi dalam larutan I-. Jadi pada
titrasi iodometri, secara teoritis, ion-ion yang dapat ditentukan kadarnya
adalah ion tereduksi yang mempunyai potensial elektroda lebih kecil dari 0,535
volt, misalnya ion Fe(CN)64-, Cu2+, Sn2+, Ti3+.
Untuk
iodometri, dasar penentuan kadar ionnya adalah I2 yang terbentuk jika ion
iodida I- teroksidasi menjadi I2. Titrasi yang dilakukan pada iodometri,
ion-ion yang dapat ditentukan kadarnya adalah ion-ion yang mempunyai potensial
elektroda lebih tinggi dari 0,535 volt, dan larutan baku/standar yang digunakan
adalah larutan natrium tiosulfat (Na2S2O3).
IV.
METODE TITRASI
Titrasi Yodometri
V.
CARA KERJA
1.
Siapkan alat dan
bahan, labu ukur, reagen, corong, gelas ukur, pipet, labu Erlenmeyer tutup
asah, neraca analitik,beker gelas, buret.
2.
Timbang sampel
minyak sebanyak 5,0 gram dan 1,0 gram KI dengan neraca analitik.
3.
Masukkan sampel
kedalam labu Erlenmeyer tutup asah.
4.
Tambahkan 30,0
ml pelarut dan 1 gram KI.
5.
Diamkan ditempat
gelap selama 30 menit, sesekali dikocok (setiap 5 menit)
6.
Tambahkan
indicator amylum
7.
Titrasi dengan
Na2S2O3 0,05 N hingga berubah warna dari warna
biru hingga warna menghilang.
VI.
ALAT
DAN BAHAN
ALAT :
a.
Labu Erlenmeyer
tutup asah
b.
Pipet
c.
Neraca analitik
d.
Mikro Buret
e.
Corong gelas
f.
Gelas ukur
g.
Beker gelas
BAHAN :
a.
Sampel (minyak)
b. Larutan Pelarut
c. Larutan Na2S2O3
0,05 N
d. Larutan KI
e. Indikator Amylum
VII.
DATA PERCOBAAN
-
W sampel = 5,0264
gram
-
Volume titrasi =
1,1 ml
VIII.
PERHITUNGAN





IX.
KESIMPULAN
Dari praktikum bilangan peroksida minyak di dapat nilai volume
titrasi 1,10 ml dan bilangan peroksida minyak 8,75 mg/100 gr minyak.
X.
DOKUMENTASI HASIL PRAKTIKUM


(sebelum titrasi) (sesudah titrasi)
Praktikan Dosen Pembimbing
( Novi Rizki Aulia ) ( )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar